Kegiatan amaliah rutin setiap malam Rabu (Selasa, 12/2) yang di adakan majelis ta’lim Darul Hikam Manado dihadiri oleh Hakim Tinggi Mahkamah Agung, Drs. H Ahsan Afandi Zaini, SH., MM. Beliau sekaligus memberikan tausiah setelah bersama-sama mengikuti pembacaan amaliah maulid habsyi yang dipimpin oleh Habib Muhsin Bilfagih, S. Ag, pengasuh Yayasan Al Hikam Cinta Indonesia.
Dalam tausiahnya, Hakim Tinggi yang berkantor di Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Manado ini mengingatkan kepada jama’ah pentingnya bershalawat. Ditegaskan beliau dengan membacakan sebuah hadits, bahwa barang siapa yang bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw sekali saja, maka akan mendapatkan kesejahteraan hidup 10 kali lipat, diampuni 10 macam dosa, dan diangkat derajatnya 10 tingkat.
Selanjutannya, beliau kembali membacakan hadits Nabi saw, tentang 7 golongan yang akan dilindungi Allah pada akhir zaman kelak, mereka adalah:
- Para imam yang adil
- Pemuda yang beribadah pada Allah dengan baik dan ikhlas
- Seseorang yang hatinya sering bergantung pada tempat-tempat sujud (masjid)
- Dua orang pemuda yang bersahabat dan berpisah karena Allah Swt
- Seorang pria yang jika dipanggil perempuan cantik dengan keinginan-keinginan nafsu, namun ia mengatakan “maaf saya takut kepada Allah”
- Orang yang bersedekah, dan
- Seseorang yang beribadah pada Allah hingga meneteskan air mata.
Akhir ceramahnya, para jama’ah diingatkan akan pentingnya bermajelis, bahkan menjaga eksistensi majelis ta’lim sehingga terus berdakwah. Beliau juga sangat berterimakasih kepada Habib Muhsin dan jama’ah Alhikam yang berkenan mengundang beliau.
Shalawat Tidak Hanya Diucapkan
Habib Muhsin Bilfagih turut memberi pencerahan kepada jama’ah. Beliau membenarkan apa yang disampaikan penceramah sebelumnya. Pada kesempatan itu, Habib juga menegaskan bahwa shawalat perlu dimaknai secara hakiki. Shalawat tidak hanya menjadi zikir-zikir lisan, melainkan tereksplorasi melalui tindakan.
Secara harfiah, shalawat memiliki arti “Ya Allah, sampaikanlah shalawat penuh penghormatan kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya”. Lebih jauh, secara esensi Habib Muhsin menjelaskan bahwa shalawat mengandung makna, “Ya Allah, aku bersumpah, akan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw dan keluarganya”. Hal ini dikarenakan, kecintaan dan semua amal ibadah hamba kepada Allah, konsekuensinya harus mengikuti ajaran Nabi saw.
Dengan demikian, masih menurut Habib, shalawat tidak hanya ucapan “Allahumma Shalli ‘alaa Muhammad Wa aali Muhammad”, ia harus diimplementasikan dalam tindak setiap pribadi muslim. Orang yang sering bershalawat adalah pelaku shalat. Bagaimana mungkin shalawat lancar tapi shalat gagal.
Amaliah malam Rabu kali ini juga di hadiri oleh Kanit Intel Polres Bitung, beberapa Dosen Unsrat Manado, tokoh agama dan pengurus Majelis Ta’lim Darul Hikam cabang-cabang sekitar Sulawesi Utara. Acara kemudian berakhir dengan ramah tamah dan makan malam bersama. (TB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar