TUMBAK 5 TAHUN KEDEPAN

Potensi wisata yang luar biasa yang dimiliki Desa Tumbak (baca: Desa Tumbak dan Tumbak Madani) seharusnya bisa menjadi andalan untuk mengangkat taraf hidup masyarakat sekitar. Sektor pariwisata bisa menjadi sektor penopang pemasukan desa PAD di bidang non migas. Di era yang semakin maju,  semakin  banyak cara dan strategi untuk mengangkat potensi wisata di suatu daerah. Masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Desa Tumbak memiliki segudang potensi yang bisa diangkat menjadi komoditas dan dipoles dengan manajemen strategi yang tepat untuk menjadi desa wisata. Berikut langkah-langkah strategis untuk mengembangkan potensi desa Tumbak menjadi desa wisata :

Identifikasi potensi desa Tumbak melalui rembug bersama seluruh komponen desa dari semua kalangan. Potensi yang bisa menjadi komoditas bisa bermacam-macam dari segala aspek.

Bisa keindahan alam, hasil bumi, kekayaan flora fauna/hayati, sosio kultural, masyarakat, tradisi atau hal-hal yang bersifat khas/unik yang tak dimiliki desa lain. Pastikan potensi unggulan yang akan dijadikan komoditas utama. Identifikasi permasalahan yang bisa jadi penghambat bagi pengembangan potensi wisata desa, mulai dari yang bersifat fisik, non fisik atau sosial, internal dan eksternal. Atau bisa saja permasalahan tersebut jika diolah dengan cara tertentu justru permasalahan itu bisa menjadi potensi.

Perlunya komitmen yang kuat dari seluruh komponen masyarakat desa Tumbak untuk menyamakan pendapat, persepsi dan mengangkat potensi desa guna dijadikan desa wisata. Komitmen ini yang menjadi dukungan terkuat bagi terwujudnya dan keberlangsungan desa wisata.

Identifikasi dampak baik dampak positif maupun negatif dari sebuah kegiatan wisata sesuai kekhasan masing-masing desa. Masing-masing desa memiliki karakteristik sendiri akan menghasilkan dampak yang juga berbeda satu sama lain terutama perubahan-perubahan sosial kultural. Komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa, stick holder untuk menggandeng Pemerintah Daerah dan jika perlu menggandeng pihak swasta.

Pikirkan dan identifikasi juga dampak jika bekerja sama dengan pihak swasta. Termasuk di sini untuk penganggaran guna pembangunan desa wisata dengan menggunakan seluruh sumber daya ekonomi yang ada.

Menyiapkan segala perangkat-perangkat aturan/regulasi norma yang lebih bertujuan untuk mengawal pengembangan desa wisata dan mengawasi potensi-potensi penyimpangan yang mungkin saja bisa terjadi.

Regulasi disiapkan agar berjalannya aktivitas wisata beserta dampaknya tetap berada dalam koridor regulasi sebagai payung hukumnya.

Melakukan pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen masyarakat desa Tumbak, termasuk pemerintah desa tentang manajemen pariwisata, bagaimana mengelola tempat wisata, manajemen tamu/pengunjung, beserta inovasi-inovasi yang perlu dikembangkan mengingat sebagaimana sektor lainnya, sektor pariwisata pun mengalami fluktuasi dan bisa mengalami “kejenuhan”.

Gunakan segala media untuk memperkenalkan dan mempublikasikan potensi wisata di desa baik media konvensional maupun non konvensional, seperti media internet. Internet kini menjadi sarana publikasi yang sangat efektif yang bisa menjangkau seluruh belahan bumi.

Tempat wisata yang lokasinya terpencil pun bisa diketahui oleh orang di belahan dunia lain pun berkat teknologi internet. Belajar pada kesuksesan desa wisata lain atau studi banding. Kita bisa belajar banyak pada keberhasilan desa wisata lain khususnya yang sejenis. Karena tipikal permasalahan dan tantangan masa depan yang bakal dihadapi kurang lebih sama.

Hanya dengan manajemen profesional dan inovatif saja desa wisata akan eksis dan kompetitif dan dapat melalui ujian yang bersifat internal, eksternal maupun regional internasional.

Identifikasi Potensi Desa.

Setiap desa memiliki potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan. Keindahan dan keunikan alam akan menjadi wisata alam. Jika desa tersebut memiliki keunikan tradisi dan budayanya bisa menjadi destinasi wisata budaya. Saya menawarkan pada pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, bahwa dalam rangka mempercepat terciptanya iklim kondusif, khusus pada sektor wisata, kita membutuhkan ada pihak ke tiga sebagai investor yang ikut berperan mempercepat roda putaran dan siklus perubahan di daerah kita, terutama di kawasan desa-desa parliwisata.

Sistem BOT {Boulding Opration Transfer} ini salah satu pola mudah dan praktis untuk segera di wujudkan.

Nah dengan demikian, desa wisata akan semakin berkembang maju dan berbudaya....

Demikian iming-iming saya semoga terwujud.

H. Muhsin Bilfaqih, M. Ed
Pendiri Yayasan Al Hikam Cinta Indonesia / Staf Khusus Bupati Mitra Bidang Ekonomi


Tidak ada komentar:

Pages