PIALA DUNIA
VERSI QAULIYAH DAN QAUNIYAH
Oleh: H. Muchsin Bilfagih, S. Ag
Piala dunia FIFA 2010 merupakan piala dunia yang ke – 19, yakni suatu kejuaraan sepak bola internasional, yang putaran finalnya akan berlangsung pada 11 Juni hingga 11 Juli 2010 di Afrika Selatan. Sebagaimana biasa, ketika pertarungan piala dunia di gaungkan berjuta mata sedunia memandang, menyaksikan, dan menyimak pagelaran akbar dalam dunia sepak bola tersebut. Telah menjadi tradisi setiap orang, kelompok, kubu dan golongan akan selalu berbangga dengan tim dan pemain yang disimpatinya. Hal ini terlihat dari berbagai-macam persiapan para pendukung yang menjagokan tim favoritnya. Kita bisa menyaksikan simbol-simbol tim kesayangan para supporter perlahan-lahan sedang semarak di setiap daerah. Khusus di Sulawesi Utara demam piala dunia sudah mulai terlihat, mulai dari Jalan Roda hingga Gajahmada, dari penjual tomat hingga pejabat semua tak luput membahas dan menantikan datangnya gaung ‘perang dunia’ sepak bola itu.
Kali ini, Saya akan mencoba ikut menganalisa sejak pra hingga pasca pertarungan piala dunia sepak bola itu dari sudut pandang tekhnis maupun non-tekhnis, dari sudut pandang material maupun in-materialnya, dari sudut pandang unsur qauliyah maupun unsur qauniyahnya, dan dari kaca mata objektif maupun subjektifnya.
Pertarungan dunia kali ini benar-benar akan menjadi heboh dari pada pesta piala dunia FIFA sebelumnya. Betapa tidak! Afrika tak mau kehilangan muka di mata dunia, Afrika ingin membuktikan bahwa negaranya tak bisa dipadang sebelah mata oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Dari persiapan fisik hingga mental Afrika menargetkan untuk menjadi tuan rumah yang terbaik. Mulai dari kesiapan menata Negara hingga penataan stadion-stadion sebagai tempat ajang pertarungan tim Negara-negara yang telah terdaftar sebagai peserta piala dunia FIFA 2010.
Hampir semua tim besar di dunia masuk untuk berlaga di 2010. Artinya, secara qauliyah (material) pertarungan akan berlangsung secara ketat (kompetitif), apalagi tim besar seperti Brazil, Argentina, Jerman, Inggris, Italia, Prancis, Belanda, Spanyol, Portugal dan Swedia merupakan tim favorit dunia, yang kehadiran tim-tim tersebut dinantikan oleh pecinta sepak bola sedunia. Namun, jika dipandang secara qauniah (in-material) bisa saja terjadi blunder yang mengakibatkan pemenangnya akan diraih oleh tim yang bukan menjadi favorit dunia.
Perlu saya jelaskan, dalam hidup ini manusia itu selalu akan berhadap-hadapan dengan dua unsur yang sangat melekat dalam setiap pribadinya. Dan dengan dua unsur itulah manusia akan mengalami kesuksesan dan kegagalan dalam hidup ini, tanpa terkecuali hal ini pun terjadi pada tim-tim sepakbola.
Adapun dua unsur yang dimaksud ialah; pertama, unsur Qauliyah yakni unsur mikro-kosmos yang terdapat pada setiap diri manusia sebagai bawaan lahiriyah, dan ini merupakan ketetapan Tuhan (sunnatullah). Kedua, unsur Qauniyah yakni makro-kosmos dari alam semesta yang bias alam itu akan ikut menyertai bawaan qauliyah pada setiap manusia. Setiap benua atau daerah memiliki unsur qauniyahnya masing-masing. Alam Afrika memiliki makna qauniyah tersendiri. Yakni secara metafisika alam Afrika memiliki unsur api, sedangkan unsur api dapat berfungsi dari dua sisi, pertama, sebagai alat pembakar. Kedua, sebagai sinar. Jadi, tim-tim besar yang akan bertarung di Afrika tentunya akan mengalami dua hal, bisa jadi pemenang dan atau jadi pecundang.
Nah, tentunya tim-tim yang memiliki unsur seperti halnya unsur api yang terdapat di Afrika, sangatlah berpotensi untuk keluar menjadi the winner. Namun, yang harus jangan dilupakan pertarungan pesta sepak bola dunia kali ini digelar pada tahun 2010 yang notabenenya memiliki unsur air. Artinya, antara tahun dan tempat penyelenggaraan keduanya saling bertentangan. Unsur api dan air tidak pernah ketemu. Selalu air mematikan api. Ini berarti, tim-tim yang berunsurkan api akan terdegradasi sejak babak penyisihan hingga babak semi final.
Tentunya para pembaca ingin mengetahui unsur-unsur yang melekat pada setiap tim. Namun penjelasan tersebut akan saya jabarkan pada edisi selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar