Dapatkan Sya'ir Wasiat Ayah Karangan Syekh Abd Samad Bachdlar


Syekh Abd. Samad Bachdlar, pengarang sya’ir ini, adalah ayah dari ibu Habib Muchsin Bilfagih (pengasuh MT. Daar al-Hikam), sekaligus beliau merupakan guru halaqah Habib, terutama dalam memberikan pemahaman tentang ilmu tasawuf yang dikuasai Syekh. Pengarang tidak hanya menulis sya’ir “Wasiat Ayah” akan tetapi ada beberapa sya’ir yang sudah terbukukan sebelumnya; seperti, Sya’ir Perukunan Islam (1954), Sya’ir Kiamat (1954), Pesan Ibu (1956), Terjemahan Al-Qur’an (1962), dan ada beberapa karangan beliau..

Membaca setiap bait-bait sya’ir akan terlihat nilai kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional pengarangnya. Hal ini, seiring dengan karakteristik yang dimiliki Syekh sebagai seorang sastrawan yang memiliki sejumlah potensi sehingga dengan potensi inilah harkat dan martabat beliau sangat mulia. Potensi inilah yang juga nampaknya telah menjadikan Syekh A.S Bachadlar sebagai seorang tokoh yang sangat berpengaruh pada masanya. Potensi-potensi yang dimaksud diantaranya adalah: Ulama (Ketua Mahkamah Syar’iah Sulawesi Utara), Sebagai Umara (Penasehat Khusus Gubernur Sulawesi Utara Bpk. H. V. Worang), Sejarahwan, Politisi (Dewan Pimpinan PSII Kabupaten Minahasa), Pengusaha (Manajer pada sebuah perusahaan Belanda semenjak di Gorontalo) dll.
Disamping beliau telah berhasil melahirkan dan mendirikan sebuah perkampungan Islam (Desa Tumbak), pengarangpun adalah pejuang pra-kemerdekaan hingga proklamasi yang tidak tercatat dalam sejarah resmi Pemerintah Indonesia. Ketika usia 100 hari menjelang wafatnya, pengarang berpesan kepada muridnya, Habib Muchsin, “Jadilah Musa ketika menuntut ilmu, dan jadilah Khidir ketika menjadi guru. Karena keduanya ada dalam Muhammad”. Dapatkan segera Buku ini, produksi Mt. Daar Al-Hikam. (mmn)


Tidak ada komentar:

Pages