“STAR WAR DI LIGA CHAMPIONS” ANTARA TRADISI DAN KONDISI


Oleh : Habib Muhsin Bilfagih S.Ag , S.Pd

Putaran waktu yang bergulir terasa begitu cepat, sehingga memaksa tiap manusia harus mampu memanfaatkan putaran waktu yang akan dihadapi. Belum pudar ingatan kita pada edisi sebelumnya saya telah memaparkan secara singkat mengenai 16 tim yang tengah bertarung di ajang Liga Champions untuk memperebutkan gelar The Winner sang juara sejati. Para pencinta sepakbola dari kalangan elit, hingga pada kalangan anak-anak, kini sedang terhipnotis fikirannya oleh karena magnet Liga Champions yang begitu kuat sehingga semua kalangan semakin tegang bercampur khawatir dengan tim kesayangannya.
Klub-klub raksasa seperti Real Madrid, AC Milan, Barcelona, Chelsea, Fiorentina dan Arsenal merupakan tim tangguh yang memiliki sederet pemain top dunia dan harus memikul beban sangat berat pada babak 16 besar di leg ke dua kali ini. Hal ini diseabkan pada leg pertama tim-tim tersebut tidak mampu memperoleh kemenangan. Tim di atas saat ini sedang berfikir extra. Gaya menyerang Real madrid, ciri khas permainan satu-dua oleh para senjata muda Arsenal, lalu pola individu dan passing jarak jauh AC Milan, serta taktik serangan balik ala Fiorentina mampu untuk menumbangkan lawannya sehingga lolos pada putaran berikutnya.
Tugas berat Benzema, C.Ronaldo, Kaka, Xabi Alonso serta palang benteng terakhir Iker cassilas adalah, membawa Madrid menang melawan Lyon. Taktik 4-2-3-1 yang di terapkan Manuel Pellegrini pelatih Madrid pada pertandingan sebelumnya mampu dibaca dan berakibat petaka kekalahan. Sehingga pada pertandingan nanti Madrid akan merubah pola permainan yang lebih offensive dengan menggunakan 2 striker sekaligus karena Higuain dan Benzema pasti sudah tak sabar menantikan laga penuh gengsi ini untuk menang dan merebut tiket perdelapan final. Apapun strategi yang digunakan Madrid atau Lyon, alam sedang berpihak kepada Real Madrid.
Pertandingan lainnya, antara Milan dan MU. Milan adalah tim yang paling di sorot oleh publik pada pekan ini ketika akan menantang Manchester Utd (9/3) nanti. Tim asal Italia yang kini tengah mengalami krisis pemain pilar walaupun akhir-akhir ini mampu menunjukkan tren positif di kancah domestik, namun kondisi Pato masih sangat diragukan tampil dengan stamina full bersama Milan. Tiga (3) gol yang berhasil di torehkannya dalam 2 laga terakhir Milan, membuat Milan bersaing ketat dengan Inter Milan menjadi kandidat kuat scudetto serie A 2010. Head to head Man. Utd vs Milan akan menjadi referensi utama bagi pembaca untuk menimbang kekuatan kedua tim. Pada posisi penyerang, Milan otomatis mengandalkan Huntellaar – Borriello yang belum padu dan angin-anginan terbukti ketika Milan hanya mampu bermain imbang tanpa gol menghadapi AS Roma (7/3). Sedangkan MU masih memiliki Rooney – Nani – Michael Owen yang semakin klop dan merupakan mesin gol “Setan Merah”.
Pada posisi gelandang Milan masih mempercayakan Ronaldinho – Pirlo – Ambrossini – Beckham yang acap kali menunjukkan gaya permainan yang sedikit malas-malasan, berbeda dengan gelandang MU yang selalu tampil prima tanpa kenal lelah diantaranya Scholes, Valencia, JS Park dan Fletcher yang menjadi tumpuan di lini tengah. Sedangkan sektor belakang Milan sedang berusaha mencari bentuk pertahanan yang extra ketat. pasca gantung sepatunya Maldini, pertahanan Milan selalu keropos dan terbuka lebar, Nesta, Thiago Silva, Bonera, Oddo dan Abate masih sering melakukan blunder yang berakibat fatal bagi gawang milan yang di kawal oleh Dida. Kontras dengan Milan, barisan belakang MU justru semakin kokoh. Kerja keras Ferdinand, Evra, O’shea dan Vidic di barisan belakang membuat jala gawang yang di jaga oleh Van Der Sar sepi akan gol tim lawan. Alampun sedang berpihak kepada MU. Sederet catatan baik yang di capai oleh MU di atas belum tentu akan membuat MU menang mudah menjamu Milan. Tentunya kedua tim akan bermain lebih ketat karena baik Milan maupun MU tidak mau kehilangan muka di Liga champions, terlebih MU pasti tidak ingin kejadian 2007 silam terulang kembali, kala MU tersingkir di tangan Milan pada semi final hingga akhirnya Milan merebut Trophy Liga champions setelah 2 gol Inzaghi bersarang di gawang Liverpool.
Partai hidup mati Fiorentina Vs Bayern Munich memberikan aroma tersendiri pada Liga Champions kali ini. Akhir-akhir ini Fiorentina selalu mengalami nasib sial, mulai dari liga domestik hingga pentas Liga Champions. Pemain, pelatih hingga offical Fiorentina telah menunjukkan performa yang baik dalam tiap kali penampilannya namun kasusnya La Viola selalu berhadapan dengan wasit yang di anggap tidak adil atau selalu merugikan bagi mereka. Hingga itu pada pekan ini Fiorentina menunjukkan aksi tutup mulut di hadapan UEFA. Konsentrasi Alberto Gilardino cs pun terpecah, antara bermain dengan hati-hati dan pastinya akan selalu memperhatikan gerak-gerik wasit yang mereka anggap biang kekalahan.
Tidak cukup sampai di situ, Cesar Parendelli pelatih Fiorentina pun harus cerdik dalam meracik formasi yang akan di mainkan mengingat sebelum bertarung melawan Bayern, Sebastian Frey cs sudah mengeluarkan sebagian tenaga untuk bertempur habis-habisan menghadapi Juventus meskipun akhirnya berakhir dengan kekalahan 1-2 untuk tim tamu yang memang berhasil memanfaatkan kondisi menguntungkan itu. Bagi Munich ini merupakan kondisi yang lebih menguntungkan karena selain faktor kebugaran pemain, juga yang mana pada laga sebelumnya Miroslav Klose dkk berhasil menekuk Fiorentina 2-1 di Alianz ArenA. Walaupun demikian, mental baja yang di miliki oleh Jovetic, montolivo, Vargas dan rekan se-tim lainnya merupakan hal yang patut di waspadai Munich, apalagi Fiorentina tidak ingin di permalukan di kandang sendiri. TinggaL kita lihat, apakah Munchen menggunakan kostum berwarna cerah dan lembut seperti putih, jika demikian, alam berpihak kepada tim ini.
Penentuan nasib Arsenal di ajang Liga Champions hanya tinggal beberapa saat lagi, tampil apik di Priemer League menjadi modal besar bagi The Gunners untuk menghajar FC Porto pada leg ke 2, apalagi bermain di hadapan publik sendiri Fabregas dkk akan siap unjuk gigi dari awal peluit di bunyikan. Akan tetapi FC Porto kali ini juga sedang on fire, Simao Sabrosa yang merupakan tumpuan utama Porto akan siap mengulang kemenangan seprti pada pertemuan sebelumnya.
Dari seluruh tim yang siap berlaga, semua memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga faktor keberuntungan akan menjadi faktor yang paling tepat untuk menjawab nasib tim elite Eropa ini.




Tidak ada komentar:

Pages